Senin, 03 Juli 2017

PENUTURAN ULANG SERAT CENTHINI JILID I (7)




MEGATRUH 9
Seluruh pasukan diperintahkan agar menggali, lalu semua kawula langsung melakukannya, kutukan sang ulama besar, tanda kebesaran wali yang berilmu lebih, siapa pun yang mendekat menggelepar.

MEGATRUH 10
Terkapar sambil merintih kesakitan, yang terdengar sangat miris, sang putra mahkota sungguh, tampak ketakutan, perang pun tidak jadi dilakukan.

MEGATRUH 11
Jadilah perintah kepada dua orang yang menunggu, agar menggali dengan cepat, jika tidak mau, pasti akan menemui ajal, terkena tusukan keris tombak.

MEGATRUH 12
Dua orang tak kuasa membantah lalu menggali, papan kayu jati, penutup makam, terbuka sedikit demi sedikit, lalu ada yang terlihat.

MEGATRUH 13
Kumbang yang tak terhitung banyaknya, terbang memenuhi langit, berhamburan bagai jatuh dari langit, menyerang pasukan Majapahit, hingga porak poranda.

MEGATRUH 14
Tiada ampun menyengat siapa saja, bingunglah pasukan Majapahit, saling berebut berlindung, menyingkir hidup-hidup, hingga menyerah dari perang senjata.

MEGATRUH 15
Semua berjatuhan terkena sengat, kepala terlindung tapi terkena kaki, berteriak-teriak kebingungan, berduka negeri Majapahit, kumbang tetap menyerang tiada surut.

MEGATRUH 16
Sang putra prabu Brawijaya lalu gugup, tidak mampu menanggulangi, hingga banyak yang mati pengikutnya, seluruh pasukannya, habis tak tersisa.



..................
BERSAMBUNG

-o0o-

Bagian sebelumnya, baca [ DI SINI ]
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]

Judul asli:
Suluk Tambangraras

Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna

Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *